Minggu, 20 Desember 2015

Keamanan pada Internet

1. Keamanan Sistem Internet
Untuk melihat keamanan sistem Internet perlu diketahui cara kerja sistem Internet. Antara lain, yang perlu diperhatikan adalah hubungan antara komputer di Internet, dan protokol yang digunakan. Internet merupakan jalan raya yang dapat digunakan oleh semua orang (public). Untuk mencapai server tujuan, paket informasi harus melalui beberapa sistem (router, gateway, hosts, atau perangkat-perangkat komunikasi lainnya) yang kemungkinan besar berada di luar kontrol dari kita. Setiap titik yang dilalui memiliki potensi untuk dibobol, disadap, dipalsukan [35]. Kelemahan sebuat sistem terletak kepada komponen yang paling lemah. Asal usul Internet kurang memperhatikan masalah keamanan. Ini mungkin dikarenakan unsur kental dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang membangun Internet. Sebagai contoh, IP versi 4 yang digunakan di Internet banyak memiliki kelemahan. Hal ini dicoba diperbaiki dengan IP Secure dan IP versi 6.
2. Hackers, Crackers,  dan Etika

Istilah hackers sendiri masih belum baku karena bagi sebagian orang hackers mempunyai konotasi positif, sedangkan bagi sebagian lain memiliki konotasi negatif. Bagi kelompok yang pertama (old school), untuk pelaku yang jahat biasanya disebut crackers. Batas antara hacker dan cracker sangat tipis. Batasan ini ditentukan oleh etika. moral, dan integritas dari pelaku sendiri. Untuk selanjutnya dalam buku ini kami akan menggunakan kata hacker sebagai generalisir dari hacker dan cracker, kecuali bila diindikasikan secara eksplisit.

Untuk sistem yang berdomisili di Indonesia secara fisik (physical) maupun lojik (logical) ancaman keamanan dapat datang dari berbagai pihak. Berdasarkan sumbernya, acaman dapat dikategorikan yang berasal dari luar negeri dan yang berasal dari dalam negeri. Acaman yang berasal dari luar negeri contohnya adalah hackers Portugal yang mengobrak-abrik beberapa web site milik pemerintah Indonesia. Berdasarkan motif dari para perusak, ada yang berbasis politik, eknomi, dan ada juga yang hanya ingin mencari ketenaran. Masalah politik nampaknya sering menjadi alasan untuk menyerang sebuah sistem (baik di dalam maupun di luar negeri). Beberapa contoh dari serangan yang menggunakan alasan politik antara lain: 
• Serangan dari hackers Portugal yang mengubah isi beberapa web site milik pemerintah Indonesia dikarenakan hackers tersebut tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di Timor Timur. Selain mengubah isi web site, mereka juga mencoba merusak sistem yang ada dengan menghapus seluruh disk (jika bisa). 
• Serangan dari hackers Cina dan Taiwan terhadap beberapa web site Indonesia atas kerusuhan di Jakarta (Mei 1998) yang menyebabkan etnis Cina di Indonesia mendapat perlakukan yang tidak adil. Hackers ini mengubah beberapa web site Indonesia untuk menyatakan ketidaksukaan mereka atas apa yang telah terjadi. 
• Beberapa hackers di Amerika menyatakan akan merusak sistem milik pemerintah Iraq ketika terjeadi ketegangan politik antara Amerika dan Irak.

3. Pemantau Integritas Sistem
Pemantau integritas sistem dijalankan secara berkala untuk menguji integratitas sistem. Salah satu contoh program yang umum digunakan di sistem UNIX adalah program Tripwire. Program paket Tripwire dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan pada berkas. Pada mulanya, tripwire dijalankan dan membuat database mengenai berkas-berkas atau direktori yang ingin kita amati beserta “signature” dari berkas tersebut. Signature berisi informasi mengenai besarnya berkas, kapan dibuatnya, pemiliknya, hasil checksum atau hash (misalnya dengan menggunakan program MD5), dan sebagainya. Apabila ada perubahan pada berkas tersebut, maka keluaran dari hash function akan berbeda dengan yang ada di database sehingga ketahuan adanya perubahan.

 Judul Buku: Keamanan Sistem Berbasis Internet
Budi Raharjo

Cloud computing

1. Sejarah Cloud Computing

Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an, John McCarth seorang pakar komputer dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan listrik atau telepon. Kemudian pada akhir tahun 1990-an, lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya perusahaan pengolah data center. Selanjutnya pada tahun1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, melahirkan wacana “Network Computing” pasca penetrasi Microsoft Windows 95 yang merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan bahwa PC tidak perlu dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup diganti sebuah terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc Beniof, eks Vice President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as a service” bernama Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing. Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM yang melansir Blue Cloud Initiative. 
2. Pengertian Cloud Computing

Secara umum, definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer dengan akses internet.
3. Penerapan Cloud Computing
Untuk memudahkan pemahaman mengenai model cloud computing kita ambil analogi dari layanan listrik PLN. Tentu kita semua adalah para pemakai listrik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa menikmati listrik, kita tidak perlu mendirikan infrastruktur pembangkit listrik sendiri, bukan? Yang perlu kita lakukan adalah mendaftar ke PLN karena PLN sudah menyediakan layanan listrik ini untuk pelanggan. Kalau Anda pernah melihat gardu induk PLN, Anda akan melihat bagaimana rumitnya instalasi listrik disana dengan banyak sekali transformator dan peralatan berat lainnya (Resource Pooling). Disinilah sumber daya listrik berpusat untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan. Distribusi listrik ke pelanggan dari gardu induk ini menggunakan kabel listrik yang sudah distandarisasi. Kabel antara pembangkit listrik dengan gardu induk biasa dikenal dengan istilah SUTET (Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi). Dari gardu induk, distribusi kemudian dipecah ke gardu-gardu lain sampai akhirnya sampai di rumah pelanggan dengan kabel yang lebih kecil. Kabel listrik yang ada ini menjamin koneksi listrik yang cepat, sehingga layanan listrik bisa dinikmati terus menerus (Broad Network Access). Setelah mendaftar, pelanggan bisa memakai energi listrik dan membayar kepada PLN berdasarkan jumlah penggunaan listrik kita tiap bulan. Jumlah yang dibayar dihitung dari meteran listrik di rumah pelanggan (Measured Service). Saat pelanggan butuh daya tambahan karena suatu tujuan khusus (misalnya saat acara pernikahan keluarga), pelanggan tinggal meminta kepada PLN untuk menambahkan daya, dan suatu saat nanti ketika ingin menurunkan daya lagi, pelanggan tinggal meminta juga kepada PLN.
Bisa dikatakan penambahan daya listrik ini bersifat elastis, untuk menambah daya atau menurukannya bisa dilakukan segera (Rapid Elasticity). Akan sangat menarik jika kedepannya untuk melakukan penambahan/penurunan daya tersebut, pelanggan bisa melakukannya sendiri dari suatu alat yang disediakan oleh PLN., sehingga tidak dibutuhkan lagi interaksi dengan pegawai PLN (Self Service). Ketika memakai layanan listrik dari PLN, pelanggan tidak perlu pusing untuk memikirkan bagaimana PLN memenuhi kebutuhan listrik . Hal terpenting yang perlu diketahui adalah listrik menyala untuk kebutuhan sehari-hari, serta berapa tagihan listrik yang perlu dibayar tiap bulannya. Pelanggan tidak perlu mengetahui secara detail bagaimana PLN merawat infrastruktur listriknya, bagaimana ketika mereka ada kerusakan alat, bagaimana proses perawatan alat-alat tersebut, dsb. Intinya, pelanggan cukup tahu bahwa dapat menikmati listrik dan berkewajiban membayar biaya tersebut tiap bulannya, sedangkan PLN sendiri berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggannya.

Judul Buku: Pengantar Cloud Computing 
Alex Budiyanto